Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Perempuan kecil (1)

Derap langkahnya masih saja menyimpan bisu Kaku. Kini ia tak lagi dapat mengandalkan ujarnya, karena Yang Maha nampak memiliki skenarioNya Perempuan kecil itu lesu... Namun ia tetap berusaha tersenyum kelu

Dear, pengagum senja.

Selamat menikmati senjamu hari ini... Aku sedang senang dengan diam, dia mengajariku berpetualang. Petualangan yang sangat tak terperi, karena menjelajahi pikir adalah hal yang tak semua orang mengerti. Hendak kemana lagi bila tak seorang diri? Mengharapkan yang tak seharusnya ada, bukankah itu mencipta gulana? Lalu, lamat-lamat kau mencoba membahasakan sunyimu. Bukan hendak dimengerti. Namun kau hanya ingin terlihat sesederhana orang yang paling sederhana. Mengapa senja bisa sebegitu dekat dengamu? Kulihat senyumnya kau peluk, tawanya kau cumbu. Kutahu, untuk memahami memang sama halnya dengan mengerahkan sekian banyak usaha Apalagi untuk memahami sesosok mahluk Tuhan bernama, kamu. Karena kau adalah teka-teki yang selalu ku cari jawabannya pada setiap malam. Bila cahya malam redup, aku akan menunggu pagi agar dapat mencari lagi. Begitu terus hingga ku lewati setiap siklus kehidupan ini. Karena untuk mengenali, orang bilang, sampai mati pun kau takkan pernah mengena...

Merindu

Aku selalu merindukan kamu Pada batas-batas waktu Yang tak pernah ku tahu kapan kan meneui ujung ..... Aku selalu merindukan kamu kehadiranmu dan kehangatanmu ..... Aku selalu merindukan kamu dan hanya bisa diam membisu

Hening

Ia sedang mencumbu hening Melingkupi dunia bisunya dengan sederhana Ia tak lagi mengerti tapi kuyakin ia mengeja jawab Ia berubah seiring tetesan hujan yang mengering

Perempuan Kecil

Perempuan kecil itu termangu sendu memikul waktu  Sorot matanya mengisyaratkan ragu tapi hanya ia dan Tuhan nya yang tahu Bahwa setiap malam ia mengeja jawaban  yang tak pernah ia tahu datang dari mana  Angannya terlalu banyak terbang menafsirkan bahasa alam Perempuan kecil itu sedang ingin sendiri Ia butakan sejenak matanya  Ia hampakan sejenak suara-suara Perempuan kecil itu menerobos hening Nafasnya tersengal memendam tangis Tawanya tlah dibawa lagi  oleh pemikiran yang dicipta dirinya sendiri