Sebut saja, Rindu.

Aku pikir tak terlalu berlebihan jika menamakan ini semua dengan kata sederhana; Rindu.

Selamat malam untukmu dari aku yang mendadak merasakan kesepian.
Jadi, sudah berapa halaman yang kita lalui terpisah?
Ternyata kita cukup hebat untuk dapat melalui nya ya..
Tak seburuk awal yang ku kira, semua ternyata dapat berjalan baik-baik saja.
Namun saat anganku menyeringai terbang memasuki setiap sudut bayangan... Ah! Aku tidak menyukai saat-saat itu.

Semua memang baik-baik saja.
Aku tahu benar dimana dan dengan siapa aku sedang melangkah.
(Walaupun aku tak lagi tau dimana dan dengan siapa kau kini mengarungi rentetan kehidupan)
Namun yang tak pernah ku tau, dan beberapa kali aku menyesali ketidakpekaan itu, adalah saat dinding-dinding mengatakan hal klise yang dulu amat ku pahami. Saat sorot mata tajam yang dulu sangat ku benci alih-alih menjadi yang kurindukan kini.
Kau yang pergi dan lupa mengajak jutaan memori yang kini mengikuti kemana saja aku pergi.

Hei!
Aku rindu...
Aku rindu disaat gelak itu tercipta tanpa sebab..
Aku rindu disaat tangis itu datang hanya karna permainan peran yang dahsyat..

Memang tak ada yang salah dari sebuah perpisahan.
Dia justru mengajarkanku bagaimana melewati sebuah kenangan tanpa harus melupakannya.
Dan juga, tak ada yang salah dari setetes air mata.
Dia yang membuatku nyaman terlarut dalam tiap-tiap inci kenangan.

Kuharap kau tak lupa akan apa yang pernah kita lalui..
Kalian yang membuatku begini! :')
Maaf jika tak banyak menorehkan hal manis, aku tak punya karungan gula untuk membagikannya pada semua.
Bagaimanapun kamu, kamu tetap memiliki makna tersendiri bagi jiwa yang nyaris merasakan seorang diri ini.

Malam ini, biarkan rinduku melayang menghampiri jiwa-jiwa yang sudah terlelap dalam tidurnya.
Tuhan... Jaga mereka bersama rutinitas mereka disana ya :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan Kecil

Bolehkah aku?

Haruskah kasih itu bergelar memiliki?