Sebut saja, Rindu.
Aku pikir tak terlalu berlebihan jika menamakan ini semua dengan kata sederhana; Rindu. Selamat malam untukmu dari aku yang mendadak merasakan kesepian. Jadi, sudah berapa halaman yang kita lalui terpisah? Ternyata kita cukup hebat untuk dapat melalui nya ya.. Tak seburuk awal yang ku kira, semua ternyata dapat berjalan baik-baik saja. Namun saat anganku menyeringai terbang memasuki setiap sudut bayangan... Ah! Aku tidak menyukai saat-saat itu. Semua memang baik-baik saja. Aku tahu benar dimana dan dengan siapa aku sedang melangkah. (Walaupun aku tak lagi tau dimana dan dengan siapa kau kini mengarungi rentetan kehidupan) Namun yang tak pernah ku tau, dan beberapa kali aku menyesali ketidakpekaan itu, adalah saat dinding-dinding mengatakan hal klise yang dulu amat ku pahami. Saat sorot mata tajam yang dulu sangat ku benci alih-alih menjadi yang kurindukan kini. Kau yang pergi dan lupa mengajak jutaan memori yang kini mengikuti kemana saja aku pergi. Hei! Aku rindu... Ak...